Ancaman PHK Massal Hantui RI di Balik Kesepakatan Tarif 19% AS: Daya Beli Anjlok, Ekonomi Terancam!
Curated by Supa AI

Ringkasan
- Pemerintah Indonesia telah menyepakati tarif resiprokal baru dengan Amerika Serikat (AS), di mana produk ekspor Indonesia akan dikenakan tarif 19% saat masuk ke AS, turun signifikan dari ancaman awal 32%. Sebagai imbalannya, hampir seluruh produk AS (sekitar 99% dari 11.552 pos tarif HS) akan masuk ke Indonesia dengan tarif 0%, dengan pengecualian seperti minuman alkohol dan daging babi.
- Kesepakatan ini mencakup komitmen Indonesia untuk membeli produk energi senilai US$15 miliar, produk pertanian senilai US$4,5 miliar, dan 50 pesawat Boeing 777 dari AS. Menurut Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dampak pembebasan tarif impor AS terhadap penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak akan signifikan, karena kontribusi bea masuk dari AS hanya sekitar 2-3% dari total impor nasional.
- Meskipun pemerintah dan beberapa pihak seperti Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melihat kesepakatan ini sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia (terutama tekstil dan alas kaki) dan menarik relokasi industri, kekhawatiran serius muncul dari ekonom dan legislator.
- Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memproyeksikan bahwa kebijakan ini dapat menyebabkan penurunan daya beli masyarakat sebesar 0,091%, penurunan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,064%, dan koreksi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,11%. Mereka juga memperingatkan potensi PHK massal di sektor padat karya.
- Wakil Ketua Komisi IV DPR, Alex Indra Lukman, menyoroti ancaman terhadap kedaulatan pangan nasional, di mana produk pertanian dan peternakan AS dengan tarif 0% berpotensi membanjiri pasar lokal dan mematikan usaha petani dan peternak domestik.
- The ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) menyatakan bahwa meskipun ekonomi Indonesia sebagian besar ditopang oleh permintaan domestik yang kuat, mereka menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8% pada 2025 (dari sebelumnya 5%), sejalan dengan pelemahan proyeksi di kawasan Asean+3 akibat ketidakpastian global dan eskalasi tarif impor AS.
- Pemerintah didorong untuk terus mendiversifikasi pasar ekspor, menyiapkan insentif fiskal bagi sektor berorientasi ekspor, memberikan bantuan sosial, dan memperkuat ketahanan fiskal jangka panjang untuk memitigasi dampak negatif dari kesepakatan ini. Selain itu, risiko praktik transhipment dan dumping dari negara lain yang memiliki tarif lebih tinggi ke AS melalui Indonesia juga perlu diwaspadai.
Timeline
Fact Check
Indonesia mendapatkan tarif resiprokal Amerika Serikat sebesar 19%.
Verified from 6 sources
Fakta ini dikonfirmasi secara konsisten di berbagai sumber, menunjukkan hasil negosiasi tarif dari 32% menjadi 19%.
AS dapat menjual produk-produknya ke Indonesia dengan tarif 0%.
Verified from 5 sources
Beberapa sumber mengonfirmasi bahwa sebagai imbalan penurunan tarif ekspor Indonesia, produk AS akan masuk ke Indonesia dengan tarif 0%, meskipun ada beberapa pengecualian.
Kebijakan tarif 0% untuk produk AS tidak akan berdampak signifikan pada penerimaan APBN Indonesia.
Verified from 3 sources
Kementerian Keuangan dan AMRO menyatakan bahwa kontribusi bea masuk dari AS relatif kecil (2-3% dari total impor), sehingga dampak terhadap APBN tidak signifikan.
Kebijakan ini berpotensi menyebabkan gelombang PHK di Indonesia.
Verified from 2 sources
INDEF dan beberapa ekonom memprediksi potensi PHK dan penurunan daya beli, sementara asosiasi industri mengklaim belum ada dampak langsung pada ketenagakerjaan, namun tetap ada kekhawatiran.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 turun ke 4,8%.
Verified from 1 sources
AMRO secara spesifik menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5% menjadi 4,8% untuk tahun 2025.
Sources
Bebaskan Tarif untuk Produk AS, Pertumbuhan Ekonomi RI Terancam?
AMRO menyatakan tarif 0% untuk produk AS tak berdampak signifikan pada ekonomi Indonesia, yang didukung permintaan domestik kuat. Proyeksi pertumbuhan RI...
Barang AS Bebas Tarif Masuk RI, Kemenkeu Ungkap Dampaknya
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bicara terkait dampak kebijakan bebas tarif atas komoditas impor dari Amerika Serikat (AS).
Penerapan Tarif Bea Masuk 19% Turunkan Hambatan Produk Ekspor Indonesia
JAKARTA, investor.id – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan penurunan tarif bea masuk produk ekspor Indonesia dari 32% ke 19% turut...
Relevansi Tarif Resiprokal 19% bagi Ekonomi Indonesia
Mudah-mudahan, kebijakan tarif resiprokal ini justru menjadi momentum yang positif bagi perekonomian Indonesia.
Dampak Kesepakatan Tarif Impor Indonesia – AS
Indonesia mendapatkan tarif resiprokal Amerika Serikat sebesar 19%. Tarif ini didapatkan setelah negosiasi, sebelumnya Amerika Serikat mengumumkan bahwa...
Indef: Dampak Tarif AS 19%, Tekan Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi Dalam Negeri
Indef memproyeksi dampak kebijakan tarif impor 19% terhadap produk Indonesia ke AS, akan menyebabkan pelemahan daya beli masyarakat.
Tarif Trump 19%: Pengusaha Indonesia bersiap hadapi dampak tarif AS di tengah ancaman gelombang PHK
Sejumlah asosiasi industri yang terkait ekspor ke AS memasang strategi bisnis baru dan belum melihat adanya dampak besar dari tarif resiprokal.
Kemenkeu Beri Penjelasan Dampak Tarif 0% untuk Produk AS di APBN Indonesia
Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan dampak kebijakan pembebasan tarif impor untuk produk asal Amerika Serikat (AS) terhadap...
Tarif 0% Produk AS Ancam Petani Lokal! Alex Indra Lukman Minta Pemerintah Jangan Jual Kedaulatan Pangan
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR Alex Indra Lukman menyoroti potensi dampak serius dari kesepakatan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS)...
Partai PRIMA Apresiasi Langkah Presiden Dalam Diplomasi Ekonomi, Dorong Kesepakatan Perdagangan Yang Lebih Adil Dan Setara
Jakarta, Berdikari Online— Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) menyampaikan apresiasi atas inisiatif Presiden Prabowo Subianto dan pemerintah Indonesia yang.