KEJUTAN! Menko Airlangga Tunda Pengumuman Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025 Hingga 5 Agustus, Ada Apa?

Ringkasan

Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyatakan optimismenya bahwa capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sesuai dengan target yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Meskipun demikian, Airlangga belum memberikan angka pasti terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi Kuartal II-2025, menunggu rilis data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal Agustus mendatang, tepatnya sekitar 5 Agustus.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebelumnya telah memberikan sinyal positif. Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Kuartal II-2025 bisa lebih baik dari 4,7% year on year (yoy), bahkan berharap bisa mendekati level 5%. Optimisme ini didasari oleh berbagai stimulus yang digelontorkan pemerintah pada periode Juni dan Juli 2025, termasuk diskon transportasi publik, diskon tarif tol, penebalan bantuan sosial (bansos) senilai Rp11,93 triliun, serta bantuan subsidi upah (BSU) sebesar Rp10,72 triliun. Konsumsi pemerintah juga diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan setelah sempat mengalami kontraksi pada Kuartal I-2025.

Selain stimulus domestik, pemerintah juga memanfaatkan momentum penguatan kerja sama dagang internasional. Febrio Nathan Kacaribu dan Airlangga Hartarto menyoroti kesepakatan tarif impor 19% dengan Amerika Serikat (AS) – yang masih berpotensi lebih rendah – serta penandatanganan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa (IEU-CEPA). Kesepakatan ini diharapkan dapat mendorong ekspor dan investasi, sehingga mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional.

Di sisi lain, tidak semua pihak seoptimis pemerintah. Institute for Development of Economics and Finance (Indef), melalui Wakil Direktur Eko Listiyanto, memprediksi pertumbuhan ekonomi Kuartal II-2025 kemungkinan besar akan berada di bawah 5%. Hal ini disebabkan tidak adanya faktor musiman yang signifikan sebagai pendorong ekonomi pada periode tersebut. Eko juga menambahkan bahwa Semester II-2025 akan menjadi periode yang sulit karena dampak perang dagang global yang semakin terasa, yang dapat membebani kinerja ekspor dan industri dalam negeri. Oleh karena itu, Indef menekankan pentingnya stimulus kuat yang menyasar langsung konsumsi rumah tangga, terutama dari kelas menengah, sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi.

Dalam konteks hubungan internasional, Kemenkeu juga mengumumkan bahwa Indonesia akan menggelontorkan dana sebesar EUR13,62 juta (sekitar Rp245,26 miliar) untuk aksesi keanggotaan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). Pendanaan ini akan dicicil dalam tiga termin mulai dari 2024 hingga 2026.